Komoditi kelapa sawit menjadi andalan Indonesia dalam sektor pertanian dan perkebunan. Tak heran jika produktivitas pengolahan kelapa sawit kian melejit di tanah air. Namun dalam prosesnya, menyebabkan limbah terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian dengan alat khusus seperti shredder tankos sebagai pengelolaan limbah.
Limbah Dari Pengolahan Kelapa Sawit
1 . Limbah Pabrik Kelapa Sawit
Secara garis besar, buah kelapa sawit terdiri dari tiga bagian penting. Mulai dari kulit bagian luar, tempurung, hingga inti sawit atau yang dikenal sebagai kernel. Dalam proses pengolahannya, maka membutuhkan bagian serabut dengan cara ekstraksi. Hasil dari pengolahan tersebut yaitu berupa CPO atau yang disebut dengan Crude Palm Oil.
Sementara itu, bagian kernel sawit menghasilkan minyak inti atau PKO (Palm Kernel Oil). Proses pengolahan tandan buah segar dalam produksi minyak sawit mentah akan menghasilkan beberapa limbah yaitu padat dan cair. Limbah padat diolah dalam bentuk tandan buah kosong dan limbah cair disebabkan dari proses pembuatan minyak kelapa sawit.
2. Limbah Padat Pabrik Kelapa Sawit
Limbah padat merupakan yang paling banyak dihasilkan dalam proses pengolahan di pabrik kelapa sawit. Umumnya, limbah padat bisa mencapai 30 sampai dengan 40 % dari TBS yang diolah dalam bentuk serat, cangkang buah, tandan buah kosong. Produksi ini semakin meningkat, mengingat permintaan masyarakat akan sawit juga melonjak secara signifikan.
3. Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Selain menghasilkan limbah padat, pabrik sawit juga dapat meninggalkan limbah cair. Limbah cair pabrik kelapa sawit atau yang lebih dikenal dengan Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan jenis limbah organik agroindustri. Bentuknya berupa minyak air, dan padatan organik yang berasal dari samping proses pengolahan TBS (tandan buah segar).
Pengolahan tersebut dilakukan demi menghasilkan Crude Palm Oil (CPO). Proses sedemikian rupa pada pabrik sawit akan menghasilkan jumlah limbah cair yang cukup banyak. Limbah cair ini memiliki karakteristik tersendiri dengan warna cokelat, terdiri dari padatan terlarut, dan tersuspensi koloid serta residu minyak bekas pengolahan minyak sawit.
Bila dilihat kandungan unsur hara dan bahan organik pada limbah cair ini dapat digunakan sebagai pupuk pengganti. Tak hanya itu saja, pupuk ini juga bermanfaat sebagai pengganti pupuk anorganik. Mikroorganisme yang tertekan dalam limbah cair akan mengakibatkan penurunan kualitas perairan dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan terhadap limbah sawit.
4. Mesin Pencacah Tandan Kosong Sawit
Di dalam industri sawit, mesin pencacah tandan kosong kelapa sawit memiliki banyak fungsi utama. Perannya memang cukup central sebagai alat memeras sisa minyak yang ada di tandan tersebut. Setelah itu, mesin ini juga dikhususkan untuk mengatasi seputar TBS dari pengolahan pabrik kelapa sawit. Mulai dari memecah, memeras, dan memotong.
5. Mesin Shredder Tankos
Mesin shredder tankos dibuat dengan beberapa model, seperti double power dan double shaft. Sebab, cara kerja mesin ini adalah dengan cara mencabik dan mencacah tandan kosong kelapa sawit. Selain itu, pisau mesin ini didesain khusus berbentuk bulat dan di sisi sisinya dilengkapi dengan hook. Dengan begitu, mesin shredder tankos dapat bekerja secara optimal.
Setelah inti sari buah sawit diambil dalam proses pengolahan kelapa sawit, maka akan menyisakan tandan kosong yang tidak dapat digunakan lagi. Kebanyakan tandan kosong dibakar untuk pemanasan boiler, namun dalam pabrik modern menggunakan alat teknologi tinggi. Salah satunya yaitu menggunakan Shredder Tankos agar dapat menghancurkan tandan kosong kelapa sawit.